Selasa, 02 November 2010

Jerat Rantai Bencana-Kesulitan: Agar Bertaubat dengan Menghancurkan Kesombongan Bangunan Millah Yahudi dalam Diri dan Negeri.



Alam Indonesia nan subur makmur (awalnya) adalah karunia Allah bukan hanya untuk bangsa negeri ini, tapi bagi ummat manusia sedunia yang rela dan memperjuangkan hidupnya lurus-menuju Allah.




Alam Indonesia nan subur makmur (awalnya) adalah karunia Allah bukan hanya untuk bangsa negeri ini, tapi bagi ummat manusia sedunia yang rela dan memperjuangkan hidupnya lurus-menuju Allah. Alih-alih lurus pada Allah, justru tak sedikit manusia yang mengharapkan dirinya dipuja-puja sesama, meski oleh segelintir, bahkan oleh seorang manusia.

Sebaliknya, kecewa jika dicela dan dihina, bahkan putus asa apabila merasa tak diperhatikan. Sebenarnya, itu adalah wujud mencari, mengemis atau bahkan memaksa mendapatkan kemuliaan diri. Bukankah peradaban memperbesar kesombongan untuk pemuliaan diri demikian ini yang ditumbuh-kembangkan oleh Yhd dengan millah atau pola pikirnya? Amatilah perlombaan prestasi-prestise ajaran millah Yhd, sejak dari tingkat pendidikan dasar sampai tinggi, dari lingkup kebanggaan keluarga sampai nasional, dari tingkat sayembara kampung sampai dunia. Yhd mengajarkan agar diri manusia dipuja-puja sesama.

bacaan lebih lanjut :

Menghancurkan Kesombongan Bangunan Millah YHD (Sabtu, 30 Oktober 2010)



Bencana-Permasalahan Berantai: Perlawanan Bumi terhadap Penyandang Ilmu Rekayasa dan Penguasa Berkuasa (Selasa, 19 Oktober 2010)



Kebodohan Membuat Manusia Buta terhadap Kasih dan Peringatan Allah (Kamis, 22 April 2010)



Peringatan Bencana Gagal Dimengerti Hati Buta (Kamis, 15 April 2010)



---------------------------------------------------
sumber tulisan :
kajian budaya ilmu
foto :
http://news.bbc.co.uk/2/hi/in_pictures/4990842.stm
http://poedjituhan.edublogs.org/files/2007/09/merapi2.jpg
http://news.nationalgeographic.com/news/2010/10/101027-indonesia-tsunami-volcano-eruption-mount-merapi-world-science/
http://wwwimage.cbsnews.com/images/2010/10/29/image7004708.jpg
http://news.dawn.com/wps/wcm/connect/37f23c00447cbc75b2dcbe43ba418d5b/indonesiatsunamiReut608.jpg?MOD=AJPERES
http://editorial.blogdetik.com/files/2010/06/jakarta-banjir.jpg
Selengkapnya...

Kamis, 09 September 2010

Makhluk Pencinta!



Cinta merupakan perpaduan hati dan perasaan,
Cinta tak terbatas pada logika,
Cinta bisa di rasakan tapi sulit dinalar,
Cinta merupakan arti kehidupan yang sesungguhnya
bukan harta maupun tahta,
Cinta tak pernah memilih tapi pilihanlah yang memilih CINTA...
Maka cintailah cinta sebelum cinta tak lagi mencintaimu...


-- GWP /24052010, 6:39 --

CINTA DAN KASIH SAYANG
Sebenarnya Allah mencipta manusia adalah untuk dicinta dan dikasih sayang. Ini berarti Allah hendak menuangkan rasa cinta dan kasih sayang kepada manusia. Karena cinta dan kasih sayang Allah pada manusia, Allah tak ingin melihat hamba-Nya dalam kedukaan kesepian, maka diciptalah oleh Allah tempat penyaluran cinta Adam yakni Hawa, Sebagaimana Allah mencipta manusia tempat menyalurkan cinta dan kasih sayang.

Ternyata kehadiran Hawa bukan datang membawa hampa, melainkan Hawa datang, membawa bibit kasih sayang yang diperoleh dari sifat kasih sayang Allah.

Sekalipun dua insan Adam dan Hawa masing-masingnya membawa bibit-bibit untuk menumbuhkan kehidupan harmonis, tetapi di sisi lain masing-masingnya memiliki pula kekurangannya.

Sementara cinta dan kasih sayang adalah satu jalinan utuh, ini berarti cinta dan kasih sayang yang dibawa dari dua insan yang berbeda harus dipertemukan.

Cinta yang dibawa Adam harus berpasangan dengan kasih sayang yang dibawa Hawa. Begitu pula halnya kasih sayang yang dibawa Hawa harus berpasangan dengan cinta yang dibawa Adam, karena memang awal mula cinta dan kasih sayang adalah dari yang satu yakni Allah, berarti harus pula kembali bersatu sebagaimana semula.

Maka dipertemukanlah Adam dan Hawa yang masing-masingnya membawa bibit cinta dan kasih sayang. Dengan demikian kembalilah cinta dan kasih sayang menyatu dalam satu jalinan indah dalam wadah hati manusia.

RUMAH TANGGA-KU ADALAH SYURGAKU
Karena begitu bernilainya cinta dan kasih sayang, Rasul Muhammad SAW menjuluki “rumah tangga-ku adalah syurgaku”. Ini merupakan suatu pernyataan jujur, bahwa memang demikianlah kenyataannya bila rumah tangga diikat oleh benang-benang halus cinta dan kasih sayang, akan dirasa bagaikan hidup di syurga. Sebab cinta yang merupakan kebutuhan para istri dapat terpenuhi, begitu pula kasih sayang yang merupakan kebutuhan suami dapat pula terpenuhi dari istri.

Istri yang bijak adalah istri yang dapat memberikan saluran kasih sayang pada jiwa seorang suami. Dengan kasih dan sayang ini tidak akan pernah membuat beban kesulitan atau keruwetan berfikir suami. Begitu pula suami yang arif, dia tidak pernah membiarkan istri hidup bermanja-manja dan larut dalam keindahan dunia. Sebab memang sudah menjadi tabiat wanita yang tidak beriman cenderung terhadap perhiasan keindahan dunia.


JATUH CINTA ?
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk, (QS 17:32).
Yang diperlukan sebelum menikah ialah mengetahui secara jelas siapakah si calon. Untuk itu bisa minta pertolongan saudara wanita yang dipercaya untuk mengetahui keadaannya: bagaimana ibadahnya, bagaimana akhlaqnya, dst.

Disamping itu, jika hendak bergaul, upayakan untuk tidak melanggar syari'ah, misalnya bertamu dengan tetap didampingi orangtua atau saudaranya (tidak berdua-duaan di ruang tamu). Setelah semua dirasakan sreg di hati, maka lamarlah jika sudah mampu. Jika belum, berupaya sungguh-sungguh untuk menyiapkan segala sesuatunya, tanpa mengikat yang bersangkutan. Perlu dicatat, bahwa istri juga membawa atau mempunyai jalur rizkinya sendiri. Jadi tidak perlu (sangat) khawatir kurang rizki. Namun demikian bukan berarti tidak berupaya sungguh-sungguh sebagai suami dengan segala kewajibannya.

Yang perlu dingat pula ialah bahwa suami nantinya bertanggung-jawab penuh atas pembinaan ruhani istri (dan anak-anak), suami harus bisa menjadi imam ruhani. Itulah yang dimaksud dengan memberi nafkah batin secara lebih dalam.

Selama proses itu, tentu saja sangat afdol kalau selalu mohon bimbingan Allah. Mohon agar dipertemukan dengan pilihan Allah. Sebagai pengarah sikap bisa dibaca (dengan dipahami artinya) Dan berdoalah: Ya Rabbku, turunkanlah/tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang menurunkan/menempatkan hamba-Mu (QS 23:29), yaitu "mohon diturunkan di tempat turun yg di-barokah-i". Artinya, dipertemukan dengan siapa, di mana, kapan, dengan cara apa, biarlah Allah yang memutuskan/menentukan, dengan keyakinan Allah-lah yang Maha-Tahu dan Maha-Bijak memilihkan jodoh yg barokah. Yang barokah berarti pula, jika masing-masing suami dan istri dapat menjadi saluran kasih-sayang-Nya pada biduk berkehidupan yang dijalankan bersama untuk mengarungi samudra rahmat-Nya, dengan jalur yang dikehendaki-Nya, menuju dermaga keselamatan dunia akhirat. Perlu diingat bahwa lahiriyah manusia mesti berupaya mencari/menyeleksi pula, tidak pasif.

Jadi ada upaya lahir/aqal yang didasari du'a/perasaan-hati yang menyerahkan putusan kepada Allah. Syari'ah dipahami aqal, akhlaq dirasakan/dimengerti oleh perasaan-hati. Dengan modal keduanya, bergaul-lah dengan wajar saja (Islami) termasuk dalam berkomunikasi dengan sms/telepon, facebook, ym atau bertemu langsung. Semuanya mesti dipagari oleh syari'ah dan akhlaq yang baik menurut ajaran Allah-Rasul yang detilnya bisa dicari di hadits/riwayat.

Semoga Allah menambah barokah-Nya bagi kita semua. Amin.

----------------------------------------------------------------------------
Dirangkum dari beberapa informasi diantaranya bersumber dari buku “ Peran Aktif Kehidupan Rumah-Tangga Dalam Kehidupan Berbangsa & Bernegara” hlm.9-13, tulisan Ki Moenadi MS (Yayasan Badiyo) tanggal 02 Rabiulakhir 1417H (17 Agustus 1996M); tanya jawab tema "Pacaran?" bersama Taufik Thoyib (Kajian Budaya Ilmu) tanggal 30 Ramadhan 1431H (08 September 2010M).
------------------------------------------------------------------------------
foto : jasminerosemary.wordpress.com

Selengkapnya...

Senin, 14 Juni 2010

Indonesia Raya



Assalamu'alaikum wr.wb. Meski sedikit terlambat kami menyajikan tiga tulisan yang merupakan satu seri, yaitu [1] Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya! [2] Sadarlah Hatinya, Sadarlah Budinya! dan [3] Majulah Neg'rinya, Majulah Pandunya!, dalam rangka ikut memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2010.



Apa hubungan kesemuanya dengan Islam dan ummat muslim Indonesia? Bukan hanya Pancasila yang memuat nilai-nilai keislaman, namun Indonesia Raya yang asli (yang ternyata terdiri dari tiga kelompok syair atau stanza) pun sarat dengan nilai-nilai luhur Qur'ani. Karenanya, 'membaca' Indonesia Raya —saat negeri ini sangat nyata tengah berseser keadaan, dari Negeri Kesayangan dan Rahmat Ilahi (NKRI) nan damai-subur-makmur menjadi negeri pusaran bala bencana (PBB) yang sarat dengan kemerosotan moral, ekonomi, sosial, politik sampai dengan gejolak protesan alam— tampaknya cukup penting. Pasti ada hikmah pelajaran yang dapat kita ambil; kami mengajak Anda untuk mengkaji atau menyoroti keduanya dengan Al Qur'an. Untuk kali ini, kami sajikan bait-bait terakhir dari masing-masing stanza dalam tiga tulisan berseri. Selamat mengikuti. Bagi yang berminat mengunduh Indonesia Raya asli, silakan klik tautan (link): teks syair dan notasi nada, atau rekaman mp3, maupun video-nya.





-------------------------------------------------------------
Sumber : Kajian Budaya Ilmu
-------------------------------------------------------------
Foto :
http://kajianbudayailmu.blogspot.com/
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5yVcykE2uNFiXfd87QcWIlbmM9ZiY_4Y08rDPL40egvr7IOFBJRGheayi2TsZkx1ZhHwVGHUThqp9S_vg81tCXFsr2mVUfh9sAUhUs7xpEobefgqf5G7bGvzlzxMSs6X6jX6yxd24emM/s320/garuda-pancasila.jpg

Selengkapnya...